Penulis: Dian Mustika, M.Pd
Bulan Ke-: 1 (Oktober 2022)
GARIS PERJALANAN
Pada tanggal 30 Oktober 2007 pukul 10.00 wib, bertepatan di Bandung seorang malaikat kecil lahir ke dunia ini. Malaikat kecil yang lucu itu membuat kedua orang tua nya menangis bahagia. Bahagia karena seorang anak lahir di dalam kehidupan mereka. Dan dari sini perjalanan hidup anak ini di mulai. Karna dari kecil sudah di biasakan mandiri, anak ini sudah biasa merasa kesepian. Dia menghibur diri sendiri dengan bermain entah sendiri atau dengan temannya. Bahkan dari TK sampai SMP anak ini sudah biasa kalau orang tua nya hanya mengambil raport di sekolah nya lalu pergi kembali untuk mengurus pekerjan nya, di saat temannya senang berada di dekat orang tua nya, dia hanya duduk sambil memandangi kesenangan mereka bersama orang tua mereka.
Dia tau orang tua nya bekerja
keras untuk dirinya jadi dia tidak terlalu memikirkan kehadiran orang tua nya
saat pengambilan raport atau perkumpulan orang tua murid. Masa SMP adalah masa
yang banyak kenangan nya, dari kenangan yang indah sampai yang terburuk. Yang
teburuk pada masa SMP adalah saat anak ini membuat sang ibu menangis karna
kelakuan nya yang telah menyinggung perasaan hati ibunya.
“Bahwa menahan untuk menjaga orang lain agar
tidak tersinggung karna lisan, itu jauh lebih mulia dari pada mengutarakan isi
hati”. (Ali bin abi thalib) .
Pada tahun 2021, seorang kakek yang sangat dia sayangi, yang menjaga nya waktu kecil, sudah tidak ada lagi di dunia ini untuk selamanya. Saat tangisan seorang cucu ini pun bercucuran karna kehilangan, sang ayah pun ikut menangis karna sangat terpukul melihat seorang ayah yang merawat nya dari kecil sudah tidak ada lagi di dunia ini. “Bisakah kita bertemu, walau sebentar saja? Ada begitu banyak yang ingin ku ceritakan”.
Untuk
sekarang dirinya hanya mendo’akannya dan berharap bertemu kembali di atas sana
suatu saat nanti.
“Karna semua yang bernyawa akan merasakan kematian”.
Perjalanan ini masih terus berlanjut sampai
dewasa nanti, entah akan jadi apa cerita ini. Hidup memang berliku-liku, jalani saja memang ada sedih dan
senang.
Penulis: Dian Mustika, M.Pd
Bulan Ke-: 2 (November 2022)
PENDIDIKAN YANG KUTUNGGU
Pendidikan
seharusnya dapat dirasakan oleh setiap orang, terutama oleh anak-anak. Tapi
pada kenyataannya tidak semua anak mampu
merasakan pendidikan di sekolah. Dengan alasan tidak mempunyai biaya atau harus
mencari rezeki.
Gilang, itulah
nama panggilanku dan aku salah satu dari sekian banyaknya anak yang tidak bisa
merasakan rasanya bersekolah. Orangtua ku sudah lama meninggal karena
kecelakaan. Waktu itu, motor yang dikendarai oleh ayahku jatuh saat hujan deras.
Kedua orangtua ku sempat dibawa kerumah sakit tapi takdir tuhan berkata lain.
Saat ini umurku 10 tahun dan aku masih kelas 2 SD. Kalau kata teman-temanku,
seharusnya aku sudah dikelas 4 atau 5 SD. Karena keadaan ekonomiku yang tidak
mendukung, aku harus mencari rezeki agar bisa memenuhi kebutuhan hidup aku dan
adikku yang masih berusia 5 tahun.
Aku dan adikku tinggal dirumah kecil milik orang
lain yang berukuran 4 x 4 meter persegi. Tidak terbayangkan oleh ku jika tidak
ada rumah ini, mungkin aku dan adikku harus tidur di depan ruko yang setiap
malamnya akan kedinginan atau kehujanan. Suatu waktu malam hari terasa lebih
dingin dari biasanya, kami tidak punya selimut hanya mempunyai satu sarung yang
selalu dipakai oleh adikku.
Secercah harapan
akhirnya aku dan adikku mendapatkan bantuan pembiayaan sekolah sampai lulus SMA
dari lembaga pendidikan pemerintah. Mendengar kabar tersebut, aku dan adikku
sangat senang sekali akhirnya aku bisa merasakan bersekolah, mempunyai
teman-teman baru disekolah, serta mendapatkan banyak ilmu pengetahuan yang
bermanfaat. Dan adikku tercinta mendapatkan pendidikan yang layak. Kami berdua
belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Bahkan aku berhasil melanjutkan pendidikan sampai sarjana dengan beasiswa yang
aku peroleh.
Jadi, percayalah bahwa suatu saat “apa yang kita inginkan bisa tercapai dan kita bisa bahagia”.
Penulis: Dian Mustika, M.Pd
Bulan Ke-: 3 (Januari 2023)
IBU
Ibu, engkau adalah sosok yang luar biasa, Begitu lembut, namun begitu kuat. Banyak cara yang engkau tunjukkan bahwa engkau peduli
Ibu sabar saat aku melakukan kesalahan
Ibu memberikan bimbingan ketika aku bertanya;
Tampaknya engkau dapat melakukan hampir semua hal;
Ibu adalah master dari setiap tugas.
Ibu adalah sumber kenyamanan yang dapat diandalkan;
Ibu adalah bantalku saat aku jatuh.
Ibu membantu di saat-saat sulit;
Ibu mendukungku setiap kali aku menelepon.
Aku mencintaimu lebih dari yang engkau tahu;
Ibu memiliki rasa hormatku sepenuhnya.
Penulis: Dian Mustika, M.Pd
Bulan Ke-: 4 (Februari 2023)
QUANTUM
READING
Sukakah Anda
jika siswa menyelesaikan tugas membaca tepat waktu ?
Banyak siswa
merasa membaca sebagai beban. Jika membaca menjadi mudah dan cepat, kemungkinan
besar siswa akan menyelesaikan tugas mereka juga dengan cepat. Quantum reading
dapat benar-benar membuka banyak kesempatan dalam hal membaca.
Menggunakan
kombinasi tingkat minat yang tinggi, konsentrasi sangat fokus, dan strategi
membaca tertentu, maka quantum reading memnafaatkan kemampuan otak untuk
menangkap beberapa kata sekaligus. Kita dapat melatihnya dalam lima langkah,
yaitu:
1. Jadilah pelajar yang ingin tahu
Quantum reading berarti melontarkan pertanyaan. Untuk itu, Sebelum
kita memulai mengerjakan tugas membaca maka tanyakan dulu diri kita:
-
Tentang apa tugas ini
-
Manfaat apa yang ingin diambil
-
Bagaimana dapat menggunakan
informasi ini
Ingatlah : otak cerdas selalu ingin tahu.
2. Masuki keadaan konsentrasi yang terpusat
Membaca cepat menuntut untuk konsentrasi tinggi. Gunakan keadaan
alfa untuk membaca sebaik mungkin. Untuk mengakses alfa : duduk tegak, pejamkan
mata dan Tarik nafas dalam, pikirkakn tempat yang damai, putar mata ke atas dan
kebawah, buka mata dan lihat buku yang akan dibaca.
3. Super scan
Setelah berada di alfa, mulailah untuk melakukan superscan terhadap
buku yang dibaca. Superscan
merupakan membaca paling cepat. Saat kita melakukan superscan, tetap tanyakan
diri kita, “kira-kira buku ini tentang apa? Apa
artinya? Mengapa ini penting?”. Jawaban akan muncul setelah kita membaca
materi.
4. Membaca
Sekali lagi, masuk keadaan alfa. Saat mulai mebaca, ikuti baris demi
baris dengan jari. Paksa diri untuk membaca sedikit lebih cepatdari tingkat
membaca yang nyaman.
Tujuan kita sebagai quantum reader adalah membaca seluruh kelompok
kata sekaligus dengan menggunakan otak kanan, bagian yang memahami keseluruhan.
5. Mengulang
Buatlah peta pikiran untuk hal yang baru saja
dibaca. Ini akan merekatkan pembelajaran dalam memori dan meningkatkan
pemahaman terhadap materi. Sehingga kita dapat
menggunakan peta pikiran ini untuk mengulang dalam menghadapi ujian.
Judul: Karakter Pendidikan
Penulis: Dian Mustika, M.Pd
Bulan Ke-: 5 (Maret 2023)
0 Komentar